BANJARNEGARA — Operasi pencarian dan pertolongan (SAR) terhadap korban bencana tanah longsor di Banjarnegara, Jawa Tengah, memasuki fase kritis. Hingga saat ini, tim gabungan masih berpacu dengan waktu untuk menemukan 26 warga yang dilaporkan hilang tertimbun material longsor.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membeberkan sejumlah kendala berat yang dihadapi petugas di lapangan, yang menyebabkan proses evakuasi berjalan lambat dan penuh risiko.
Ancaman Longsor Susulan Menghantui
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB menjelaskan bahwa tantangan terbesar adalah kondisi struktur tanah di lokasi kejadian yang masih sangat labil.
Material longsoran yang menimbun permukiman warga memiliki ketebalan yang bervariasi dan belum padat. Hal ini diperparah dengan kontur tanah yang curam, sehingga potensi longsor susulan masih sangat tinggi.
“Kondisi tanah masih bergerak dan sangat labil. Ini membahayakan tim penyelamat (rescuer) jika memaksakan masuk terlalu dalam tanpa perhitungan matang,” ujar pihak BNPB dalam keterangannya.

Cuaca Ekstrem Hambat Alat Berat
Selain faktor geologis, faktor cuaca juga menjadi musuh utama tim SAR gabungan. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih terus mengguyur wilayah Banjarnegara dan sekitarnya.
Turunnya hujan tidak hanya menambah beban pada tanah yang sudah jenuh air, tetapi juga menghambat mobilitas alat berat (ekskavator) untuk menjangkau titik-titik pencarian.
“Ketika hujan turun, operasi pencarian terpaksa kami hentikan sementara demi keselamatan personel. Jarak pandang terbatas dan jalanan yang licin membuat akses alat berat menjadi sangat sulit,” tambahnya.
Ruang Gerak Terbatas
Kendala teknis lainnya adalah sempitnya akses menuju lokasi bencana. Lokasi longsor yang berada di area perbukitan dengan jalan desa yang sempit menyulitkan manuver alat berat berukuran besar.
Akibatnya, di beberapa titik, pencarian masih harus dilakukan secara manual menggunakan cangkul dan sekop, serta bantuan anjing pelacak (K-9) untuk mendeteksi keberadaan korban di balik reruntuhan bangunan dan lumpur.
Meskipun menghadapi berbagai rintangan, BNPB memastikan bahwa tim gabungan dari TNI, Polri, Basarnas, BPBD, dan relawan terus bekerja keras. Posko darurat telah didirikan, dan strategi pencarian terus disesuaikan dengan kondisi cuaca terkini.
Keluarga korban yang menanti kabar berharap cuaca segera membaik agar proses pencarian ke-26 korban yang masih hilang dapat dimaksimalkan.
Baca juga berita lainnya disini: Suara Kabar Media – Suara Kabar Media
Baca juga berita bekasi di: https://kabarbaghasasi.com/
























