KOTA BEKASI — Fenomena “gunung es” kasus kekerasan dan perundungan (bullying) di lingkungan pendidikan Kota Bekasi memantik kemarahan kalangan legislatif. Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bekasi, Adhika Dirgantara, mengaku geram dengan sikap sejumlah pengurus sekolah yang dinilai tidak transparan.
Adhika menyoroti adanya kecenderungan pihak sekolah—baik guru maupun kepala sekolah—yang lebih memilih untuk menutupi kasus yang terjadi di lingkungannya daripada menyelesaikannya secara tuntas.
Alasan klise “menjaga nama baik sekolah” seringkali dijadikan tameng, padahal sikap tersebut justru mengorbankan masa depan korban dan membiarkan pelaku tidak mendapatkan pembinaan yang tepat.
“Jangan Korbankan Siswa Demi Citra”
Dalam keterangannya, Adhika menegaskan bahwa keselamatan dan keadilan bagi siswa harus ditempatkan di atas segalanya, jauh lebih penting daripada sekadar citra atau akreditasi sekolah.
“Saya sangat menyayangkan dan geram jika masih ada sekolah yang berpikir bahwa kalau ada kasus bullying atau kekerasan, itu adalah aib yang harus disembunyikan. Ini pola pikir yang salah besar,” tegas Adhika.
Menurutnya, ketika sekolah berusaha menutup-nutupi kasus agar tidak tercium media atau dinas terkait, mereka sebenarnya sedang memelihara “bom waktu”. Korban akan merasa tidak terlindungi, trauma berkepanjangan, sementara pelaku merasa tindakannya bisa dimaklumi atau tidak tersentuh hukum.

Desak Disdik Bertindak Tegas
Komisi IV DPRD Kota Bekasi Adelia, SH. MM. mendesak Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi untuk tidak ragu memberikan sanksi tegas kepada oknum pengurus sekolah yang terbukti melakukan pembiaran atau upaya menutup-nutupi kasus.
Adhika meminta Disdik membuka kanal pengaduan yang efektif dan menjamin kerahasiaan pelapor, sehingga orang tua atau siswa berani melapor tanpa takut intimidasi dari pihak sekolah.
“Sekolah itu harusnya jadi tempat paling aman kedua setelah rumah. Kalau ada masalah, selesaikan. Akui, evaluasi, dan perbaiki. Bukan disapu ke bawah karpet demi slogan ‘sekolah favorit’ atau ‘sekolah ramah anak’ yang semu,” pungkasnya dengan nada tinggi.
DPRD berkomitmen untuk terus mengawasi kasus-kasus kekerasan di sekolah dan memastikan tidak ada lagi manipulasi fakta demi “nama baik” yang semu.
(suarakabarmedia/adv)
Baca juga berita DPRD Kota Bekasi lainnya disini: Berita – DPRD Kota Bekasi
Baca juga berita bekasi di: Kabar Baghasasi – Kabar Baghasasi
Baca juga berita lainnya disini: Suara Kabar Media – Suara Kabar Media
























