KIEV/ WASHINGTON – Setelah lebih dari tiga tahun konflik berskala besar antara Ukraina dan Rusia, muncul sinyal kuat bahwa sebuah perjanjian damai sedang berada pada tahap akhir pembahasan. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyatakan bahwa Kyiv “siap melangkah maju” terhadap kerangka perjanjian yang disponsori oleh AS, namun ia menekankan bahwa keputusan ini harus melibatkan Ukraina secara penuh dan tidak boleh dibuat di belakang punggungnya.
Langkah ini dipicu oleh pembicaraan intensif antara delegasi Ukraina, AS, dan Rusia yang berlangsung baru-baru ini di Jenewa dan Abu Dhabi. Meski belum ada pengumuman resmi dari Moskow, seorang pejabat AS menyebut bahwa Ukraina telah menyetujui “inti pokok” dari rencana damai tersebut, dengan hanya beberapa rincian teknis yang masih dibicarakan.
Apa yang telah disepakati
Menurut laporan, pihak Ukraina telah menyetujui sebagian besar kerangka yang diajukan — termasuk jaminan keamanan yang diawali oleh AS, pembekuan garis depan konflik, dan pembentukan mekanisme pengawasan pascakonflik. Zelenskiy menegaskan bahwa “keputusan keamanan tentang Ukraina harus melibatkan Ukraina, keputusan keamanan tentang Eropa harus melibatkan Eropa” karena tanpa representasi penuh risiko kegagalan perjanjian akan meningkat.
Poin-sensitif yang masih menjadi hambatan
Meski kemajuannya nyata, sejumlah isu besar tetap menggantung. Isu seperti status wilayah yang direbut Rusia (seperti Crimea dan Donbas), keanggotaan Ukraina dalam NATO, pembatasan kekuatan militer Ukraina, dan jaminan keamanan pascakonflik menjadi batu sandungan utama. Di sisi Rusia, tanggapan resmi belum utuh dan Kremlin pernah menyebut bahwa beberapa proposal kontra-Eropa dianggap “sama sekali tidak konstruktif”.
Dampak dan peluang bagi Ukraina
Bagi Ukraina, penandatanganan perjanjian ini bisa membuka jalan bagi pemulihan ekonomi besar-besaran dan dukungan internasional untuk rekonstruksi. Namun, bagi banyak warga Ukraina dan pengamat, keputusan ini juga menghadirkan dilema besar: antara menjaga kedaulatan penuh dan mengakhiri penderitaan lebih lanjut akibat perang. Zelenskiy sudah mengingatkan bahwa meskipun kerangka damai itu ada di atas meja, “jalan menuju perdamaian tidak akan berhasil jika dibuat tanpa Ukraina”.
Reaksi internasional
Negara-negara Eropa dan sekutu AS menyambut baik kemajuan ini, namun tetap bersuara kritis terhadap rencana yang dianggap terlalu menguntungkan Rusia atau mengabaikan peran Ukraina. Sebagian diplomat menilai bahwa jika kesepakatan terjadi tanpa jaminan kuat dan partisipasi Ukraina, maka perdamaian yang dihasilkan dapat rapuh.
Kesimpulan
Meskipun belum ada tanda tangan resmi, posisi kini menunjukkan bahwa sebuah perjanjian damai antara Ukraina dan Rusia mungkin semakin dekat. Namun, keberhasilan akhir sangat tergantung pada bagaimana masing-masing pihak — terutama Ukraina — dapat menjaga syarat yang adil dan jaminan keamanan yang kredibel. Bagi rakyat Ukraina, momen ini bisa menjadi titik balik: dari perang panjang menuju babak baru rekonstruksi dan stabilitas — asalkan detail-detail kritis dapat disepakati.
Baca juga berita update lainnya disini: https://suarakabarmedia.com/
Baca juga berita update Bekasi lainnya disini: https://kabarbaghasasi.com/
























