Kota Solo – Festival Rock In Solo 2025 kembali mengguncang Benteng Vastenburg, Surakarta, dengan sorotan tertuju pada penampilan dua dekade dari legenda black metal asal Oslo, Mayhem. Band kawakan ini dipercaya memimpin “ritual” musik ekstrem bagi ribuan metalhead yang memadati area festival pada akhir pekan penyelenggaraan, Sabtu–Minggu.
Mayhem, yang telah melewati berbagai kontroversi dan menjadi pionir dalam arus black metal Norwegia sejak akhir 1980-an, hadir sebagai puncak line-up festival tahun ini. Kehadiran mereka bukan sekadar panggung musik, melainkan digambarkan sebagai pertemuan spiritual antara penggemar dan energi musik ekstrem yang abadi. Sejak tiba di Solo, antisipasi tinggi sudah terasa dari komunitas metal — tak sedikit yang datang dari luar kota, bahkan luar negeri.
Konsep penampilan Mayhem di festival menampilkan aura ritual: pencahayaan minim, kabut tebal, dan irama glitch yang menghentak dipadu lirik bibir yang penuh simbolisme. Para pengunjung menyatu dalam lingkaran mosh-pit raksasa, menyemarakkan suasana malam dengan sorak dan tepuk tangan. Moment tersebut dianggap sebagai puncak festival yang mengusung tema “kegelapan yang menghimpun”.
Sejumlah anggota komunitas metal menyebut bahwa penampilan Mayhem telah melampaui konser biasa: “Rasanya seperti dipanggil kembali ke akar musik ekstrem,” ujar salah satu pengunjung. Ia menambahkan bahwa loyalitas penggemar Mayhem dari masa ke masa menjadikan adegan ini lebih dari sekadar hiburan — melainkan simbol perlawanan, kebebasan, dan solidaritas.
Selain Mayhem, Rock In Solo 2025 memperluas sayapnya. Tahun ini festival digelar selama dua hari penuh, dengan tiga panggung utama: Rajamala Stage sebagai pusat aksi, serta panggung tambahan XXI dan RockOn yang menampung band-band pendukung. Sejumlah band lokal dan internasional turut meramaikan, namun banyak yang sepakat bahwa Mayhem menjadi magnet utama.
Penyelenggara mengungkap bahwa persiapan teknis dan logistik telah ditingkatkan untuk menyambut antusiasme yang luar biasa. Dari pengamanan, rute masuk-keluar hingga pengaturan area mosh-pit semuanya dirancang agar pengunjung tetap aman dalam pengalaman ekstrem. Mereka mengingatkan bahwa meski musiknya “gelap”, vibe festival tetap terbuka, bersahabat, dan ramah komunitas.
Meskipun listrik, sound system berskala besar, dan produksi visual ekstrem menjadi bagian dari pertunjukan, festival juga menampilkan sisi sosial. Salah satunya adalah program “Rock Clean Fun” yang dirancang untuk mengajak metalhead turut aktif dalam aksi kebersihan kota Solo. Ini menegaskan bahwa festival bukan sekadar hura-hura, tetapi juga memiliki misi positif terhadap lingkungan dan komunitas.
Namun, pengalaman ekstrem itu tak luput dari catatan. Beberapa pengunjung menyebut bahwa mosh-pit terlalu padat di beberapa sesi hingga menimbulkan kekhawatiran soal keselamatan. Penyelenggara menjamin bahwa evaluasi akan dilakukan untuk perbaikan penyelenggaraan berikutnya.
Bagi ribuan penggemar yang hadir, kehadiran Mayhem seakan menjadi pengukuhan bahwa Solo telah menjadi pusat global untuk musik cadas. Festival ini bukan hanya soal band besar, tetapi juga tentang komunitas yang saling mendukung, atmosfer yang mendalam, dan musik yang menyatukan meski di tengah kegelapan.
Dengan penampilan Mayhem sebagai bintang utama, Rock In Solo 2025 mempertegas dirinya sebagai festival metal kelas dunia. Ribuan metalhead yang tersentuh oleh energi malam itu membawa pulang pengalaman yang tak terlupakan – bahwa kegelapan juga bisa menjadi ruang persatuan dan ekspresi bebas.
Baca berita lainnya disini: Suara Kabar Media – Suara Kabar Media
Baca juga berita update Bekasi lainnya disini: https://kabarbaghasasi.com/
























